Nama merupakan simbol
"Apalah arti sebuah nama", begitu kata Shakespeare. Tapi melalui nama, Anda bisa melihat kelas sosial, pendidikan dan latar daerah seseorang. Bahkan lebih dari itu, nama bisa menunjukkan takdir dan menuntun seseorang membuat pilihan-pilihan dalam kehidupan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang sering tertarik pada hal-hal yang terdengar seperti nama mereka sendiri. Mereka mengistilahkannya sebagai "egoisme implisit". Pada 2007 sebuah penelitian kontroversial mengungkap hubungan nama orang yang bermula dengan huruf A dan B, cenderung mendapat nilai yang tinggi.
Juga diketahui, makin konservatif nama seseorang maka makin tinggi kemungkinan resumenya dilihat oleh perusahaan tempat dia melamar pekerjaan. Prinsip nama menentukan jalan hidup sebenarnya sudah ada sejak lama. Ini terlihat dari konsep "nomen est omen" masyarakat Romawi kuno, yang artinya nama adalah takdir.
Konsep ini juga menggambarkan kalau nama mengatakan banyak hal, termasuk menunjukkan jalan kehidupan. Tapi, menurut Dr. Martin Ford, profesor psikologi dari George Mason University, sebenarnya nama tidak berpengaruh sebesar itu.
"Nama hanya memiliki pengaruh yang signifikan untuk mengetahui segelintir informasi tentang sesorang. Dengan tambahan informasi berupa gambaran kepribadian, motivasi dan kemampuan, efek dari nama akan berkurang secara signifikan," kata Ford, seperti dikutip dari Daily Mail.
Mungkin tanpa disadari, motivasi dan pandangan Anda terhadap diri sendiri, terpengaruh oleh nama. Begitu juga, saat Anda menilai orang lain dengan melihat namanya.
sumber
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Anonim
by www.berabe.net